2024-10-22
Masker wajah pelindung FFP2 menawarkan beberapa manfaat, antara lain:
Masker pelindung wajah FFP2 lebih efektif dibandingkan masker bedah dalam menyaring partikel di udara. Masker bedah pada dasarnya memberikan perlindungan terhadap partikel berbasis cairan dan ukurannya longgar, sehingga kurang efektif dalam menyaring partikel kecil di udara.
Dibandingkan dengan masker N95, masker FFP2 memiliki kapasitas filtrasi yang lebih rendah, namun lebih mudah untuk bernapas sehingga lebih nyaman dipakai dalam waktu lama.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan agar masker FFP2 digunakan di lingkungan layanan kesehatan yang memerlukan perlindungan pernapasan, seperti selama prosedur yang menghasilkan aerosol. Di lingkungan masyarakat, masker FFP2 dapat dipertimbangkan untuk digunakan oleh individu yang berisiko lebih tinggi tertular penyakit yang ditularkan melalui udara, termasuk petugas kesehatan dan individu dengan kondisi medis penyerta.
Penting untuk mengikuti pedoman yang tepat saat mengenakan masker wajah pelindung FFP2 untuk memastikan masker tersebut efektif dalam menyaring partikel. Masker harus dipakai dengan tangan bersih dan hidung serta mulut harus tertutup seluruhnya. Masker harus tertutup rapat di bagian tepinya, dan tidak boleh ada celah yang bisa dilalui partikel.
Masker wajah pelindung FFP2 dirancang hanya untuk sekali pakai. Setelah digunakan, masker harus dibuang dengan aman. Penggunaan kembali masker dapat mengurangi efektivitasnya dalam menyaring partikel, dan juga dapat meningkatkan risiko infeksi.
Masker wajah pelindung FFP2 adalah alat yang efektif dalam mencegah penyebaran penyakit melalui udara dan melindungi individu dari partikel berbahaya di udara. Penting untuk menggunakan masker sesuai pedoman yang direkomendasikan untuk memastikan efektivitas maksimal.
KINGSTAR INC adalah penyedia terkemuka berbagai produk alat pelindung diri, termasuk masker wajah pelindung FFP2. Silakan kunjungi situs web kamihttps://www.antigentestdevices.comuntuk mempelajari lebih lanjut tentang produk dan layanan kami. Untuk pertanyaan apa pun, jangan ragu untuk menghubungi kami diinfo@nbkingstar.com.
Makalah Penelitian:
Prather, KA, Wang, CC, & Schooley, RT (2020). Mengurangi penularan SARS-CoV-2. Jurnal Kedokteran New England, 383(13), 1283-1285.
Mattiuzzo, E., Foresti, O., & Cassini, R. (2020). Penggunaan masker secara universal selama pandemi: Dasar pemikiran dan analisis kebijakan nasional di Swiss. Mingguan Medis Swiss, 150, w20225.
Gostin, LO, & Wiley, LF (2020). Wewenang pemerintah dalam bidang kesehatan masyarakat selama pandemi COVID-19: perintah untuk tetap berada di rumah, penutupan tempat usaha, dan pembatasan perjalanan. Jama, 323(21), 2137-2138.
Vohra, F., Goodwin, R., & Banerjee, AK (2021). Perlunya perlindungan pernafasan pada pandemi COVID-19: tinjauan literatur yang mendalam. Perbatasan dalam Kesehatan Masyarakat, 9, 618959.
Ebrahim, SH, Ahmed, QA, Gozzer, E., Schlagenhauf, P. dan Memish, ZA, (2020). Strategi mitigasi Covid-19 dan komunitas dalam pandemi. BMJ, hal.m1066.
Brooks, JT, Butler, JC, & Redfield, RR (2020). Penggunaan masker universal untuk mencegah penularan SARS-CoV-2 – sekaranglah waktunya. Jama, 324(7), 635-637.
Esposito, S., & Principi, N. (2011). Menyamarkan atau tidak menutupi anak untuk mengatasi COVID-19. Jurnal Investigasi Klinis Eropa, 41(11), 1163-1165.
Liu, Y., Chen, H., Tang, W., Guo, Y., & Liu, J. (2021). Efektivitas respirator N95 versus masker bedah terhadap influenza: Tinjauan sistematis dan meta-analisis. Sains Cina Ilmu Hayati, 1-8.
Zhao, Y., & Wei, Q. (2020). Studi perbandingan berbagai alat pelindung diri dalam mencegah infeksi COVID-19 di kalangan tenaga medis. Materi Hari Ini Kimia, 17, 100306.
Kampf, G., Todt, D., Pfaender, S., & Steinmann, E. (2020). Persistensi virus corona pada permukaan benda mati dan inaktivasinya dengan agen biosidal. Kedokteran Perawatan Intensif, 46(5), 957-958.
Rubin, EJ, & Baden, LR (2020). Wawancara audio: menghadapi pandemi. Jurnal Kedokteran New England, 382(24), e102.